Kinetika partikel
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didalam
kehidupan ini terkadang kita tidak merasakan bahwa kegiatan sehari – hari kita
ini telah melakukan sebuah gaya. Misalnya seseorang yang setiap hari mengambil
air dari sumur menggunakan katrol. Seseorang tersebut telah melakukan suatu
gaya untuk merubah partikel tersebut. Setiap perubahan partikel tersebut sesuai
hukum newton II adalah sebuah partikel akan mengalami perubaan atau percepatan
linier bila partikel tersebut dipengaruhi sebuah gaya-gaya yang tidak seimbang.
Sebuah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara gaya-gaya yang tidak
seimbang dengan perubahan gerak yang diakibatkannya dinamakan kenetika.
Dalam penyelesaiannya
mengenai persoalan kenetika terdapat tiga pendekatan secara umum, antara lain :
1. Penggunaan
langsung hukum newton II (metode gaya, massa, dan percepatan )
2. Penggunaan
prinsip kerja dan energi.
3. Penyelesaian
dengan metdoe impuls dan momen.
Masing-masing
pendekatan mempunyai karakteristik dan keuntungan tersendiri. Dalam pembahasan
yang pertama kita akan memilih metode penggunaan Hukum Newton II.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini
adalah:
1. Agar
praktikum memahami penerapan Hukum Newton II tentang gerak dalam hubungannya
dengan kinetika partikel.
2. Untuk
mengetahui pengaruh perubahan kemiringan dalam setiap landasan terhadap
kecepatan balok.
3. Untuk
mengetahui pengaruh perubahan beban terhadap kecepatan balok.
1.3 Perangkat Percobaan

Gambar 1. Konstruksi
percobaan
Konstruksi
percobaan dapat dilihat pada gambar diatas, dengan peralatan yang harus disediakan
:
1. Sebuah
landasan dengan kemiringan yang dapat dirubah.
2. Sebuah
balok kayu dengan massa 200 gr.
3. Sebuah
pulley kecil dan sebuah pulley besar.
4. Tali
yang tidak mulur.
5. Blok
beton (beban) dengan massa tertentu (bertambah secara periodik).
6. Sebuah
alat pengukur waktu (stopwatch).
7. Sebuah
peralatan tulis untuk mencatat hasil percobaan.
1.4 Prosedur Percobaan
1. Siapkan
perangkat percobaan sesuai dengan ketentuan sub bab 2.3.
2. Susunlah
perangkat percobaan yang telah disediakan seperti gambar dengan kemiringan
landasan mulai dari....
3. Mulailah
percobaan dengan blok beton konstan namun sudutnya berubah secara periodik.
4. Lanjutkan
percobaan dengan sudut konstan namun beban berubah secara periodik.
5. Catat
tinggi blok beton dengan tanah.
6. Catat
waktu yang diperlukan oleh blok beton sampai memyentuh tanah dengan setiap
percobaan.
7. Ulangilah
masing-masing percobaan sebanyak tiga kali atau lebih untuk meyakinkan hasil
yag dicapai.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hukum Newton II
Hukum Newton II ini
merupakan dasar dari analisa dinamika yang terjadi dalam suatu persamaan gerak
maupun momentum. Menurut Hukum Newton II, diperlukan gaya untuk menghasilkan
perubahan tersebut sebanding dengan besarnya kecepatan perubahan momentum.
Untuk partikel dengan massa (m) yang dikenal oleh gaya total (F), Hukum Newton
II dinyatakan sebagai berikut :
F = m . a .........................................................2.1
Dimana :
F = Gaya yang bekerja pada partikel
massa
a =
Percepatan resultan pada partikel tersebut yang arahnya selalu sama dengan arah
gaya.
2.2
Persoalan Gerak dan Penyelesaiannya
Bila ada sebuah partikel
yang mempunyai massa m menerima gaya dengan F1, F2, F3...berturut-turut, yang
jumlah vektornya sama dengan ∑ F, maka persamaan menurut Hukum Newton II
menjadi :
∑
F = m
. a ................................................2.2
Persamaan 2.2 disebut persamaan gerak (equation of emotion). Dalam
menyelesaikan soal persamaan diatas biasanya dinyatakan dalam bentuk komponen
sakelar yang memakai salah satu sistem koordinat x, y dan z, yaitu :

Pemilihan sistem
koordinat yang sesuai ditentukan oleh tiga gerakan yang terlibat dan merupakan
langkah penting untuk merumuskan persoalan. Ketiga langkah gerakan tersebut
antara lain :
a. Gerakan
yang terkendala dan gerakan yang tak terkendala
Secara
fisiknya terdapat dua tipe gerakan yang berbeda, antara lain :
-
Tipe yang pertama adalah gerakan yang
tak terkendala yaitu partikel bebas yang mengikuti lintasan yang sudah ditentukan
oleh awal dan gaya luar yang dikenakan ke partikel tersebut karena pengaruh
mekanis. Contohnya :
·
Pesawat terbang.
·
Kereta api yang bergerak sepanjang
jalurnya.
·
Gelang baja yang meluncur pada poros
tetap.
Pemilihan sistem
koordnat sering ditunjukkan oleh jumlah dan geometris pembatas. Jika sebuah
partikel bergerak dalam ruang sebagaimana pusat massa pesawat terbang pada
penerbangan bebas, maka partikel ini dinyatakan mempunyai tiga koordinat yang
bebas yang menunjukkan kedudukan pertikel tersebut pada saat terbang.
-
Tipe yang kedua adalah gerakan yang
terkendala yaitu partikel bebas yang bergerak terbatas sepanjang permukaan.
Contohnya
:
·
Kelereng yang meluncur pada permukaan
cekung sebuah nmangkok. Maka hanya dua koordinat saja yang diperlukan untuk
mengetahui kedudukannya.
·
Gelang yang bergeser sepanjang poros
tetap. Dalam hal ini kedudukannya dapat ditentukan oleh koordinat yang diukur
sepanjang poros tersebut dan hanya mempunyai satu derajat kebebasan saja.
b.
Diagram benda bebas (Free Body Diagram).
Diagram
benda bebas adalah suatu sketsa dari benda yang dipisahkan dari benda laiinya,
dimana semua gaya luar pada benda terlihat jelas. Pada saat menerapkan
persamaan gaya, massa dan percepatan untuk gerakan dalah mutlak memperhitungkan
semua gaya yang bekerja pada partikel tersebut.
Jumlah
vektor ∑ F merupakan jumlah vektor yang bekerja pada partikel tersebut.
Demikian pula jumlah sakalar gaya yang bekerja dari salah satu komponen yang
merupakan komponen dari semua gaya yang bekerja.
Satu-satunya
cara yang handal untuk menghitung setiap gaya secara teliti dan konsisten
adalah dengan mengisolasi partikela yang ditinjau dari semua benda yang
mempengaruhinya dan sebagai gantinya benda – benda yang dipisah, cukup diawali
dengan gaya yang bekerja pada isolasi. Mengilustrasikan Diagram Free Body dari massa
osilator (m0 yang dipindahkan pada arah positif menurut koordinat y, yang
memberikan gaya pada pegas sebesar F ky s
= (asumsi pegas linier).

Gambar 1. Diagram Free Body, (a).
Sistem Derajat Kebebasan Tunggal ; (b). Gaya gaya luar
Berat
dari mg dan reaksi normal N dari permukaan penunjang diperlihatkan juga untuk
pelenkap meskipoun gaya-gaya ini bekerja pada arah vertikal dan tidak termasuk
dalam persamaan gerak yang ditulis menurut arah y. Penggunaan Hukum Newton
memberikan :

Dimana
gaya pegas yang bekerja pada arah negatif mempunyai tanda minus dan percepatan
dinyatakan oleh
. Pada notasi ini, dua titik di atas
menyatakan turunan kedua terhadap waktu dan satu titik menyatakan turunan
pertama terhadap waktu, yaitu kecepatan.

c.
Gerak Rektilinier
Dalam
pasal ini kita akan menerapkan konsep-konsep yang terlah dibahas dalam pasal
hukum newton II dan persamaan gerak dan penyelesaian persoalannya yaitu tentang
gerak partikel. Dalam kedua persamaan tersebut kita akan menganilis gerak benda
yang dianggap sebagai partikel. Contohnya :
-
Jika kita memilih arah x sebagai gerak
rektilinier partikel yang mempunyai massa m maka percepatan dalam arah y dan z
sama dengan nol dan komponen skalar dari persamaan menjadi :
∑
Fx = m . ax
∑
Fy = 0
∑
Fz = 0
-
Jika kita tidak bebas memilih arah
koordinat sepanjang gerakan itu, maka kita akan mempunyai tiga komponen, yaitu
:

Dimana
percepata dan gaya resultan diberikan dengan :
a = axi + ayi + azk
a = √ax2 + ay2
+ az2
∑
F = ∑ Fzi + ∑
Fyi + ∑ Fzk
∑
F = √(∑ Fz2) +
(∑ Fy2) + (∑ Fz2)
BAB
III
Analisa
Percobaan
3.1.
Data Hasil Percobaan
A.
Dengan m 2 tetap, m 1 tetap, sudut
berbeda
m
1 (gr)
|
m
2 (gr)
|
ϴ
|
T
(s)
|
S
(mm)
|
V
(mm/s)
|
200
|
250
|
30
|
0.3
|
22
|
73.3
|
200
|
250
|
40
|
0.4
|
31
|
77.5
|
200
|
250
|
50
|
0.5
|
38
|
76
|
B. Dengan
m1 tetap, m2 berbeda, sudut tetap
m
1 (gr)
|
m
2 (gr)
|
ϴ
|
T
|
S
(mm)
|
V
(mm/s)
|
200
|
200
|
30
|
0.5
|
22
|
44
|
200
|
210
|
30
|
0.4
|
22
|
55
|
200
|
250
|
30
|
0.3
|
22
|
73.3
|
|
|
|
|
|
|
Komentar
Posting Komentar